Keberhasilan Thariq Bin Ziyad






K
eberhasilan Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalusia, Spanyol, tidak bisa dilepaskan dari peranan yang dimainkan oleh Musa bin Nushair yang saat itu merupakan wali Khilafah Umayyah di Afrika. Harus dicatat, bahwa penaklukkan Andalusi, Spanyol adalah pintu gerbang untuk membebaskan Konstantinopel, yang dijanjikan oleh Nabi SAW. “Kelak, Konstantinopel akan ditaklukkan melalui tangan seorang lelaki. Sebaik-baik pasukan adalah pasukannya, dan sebaik-baik panglima adalah panglimanya”. [HR Ahmad]
Itulah yang sebenarnya menjadi mimpi Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad. Ketika itu, Konstantinopel memang benar-benar sulit ditaklukkan oleh kaum Muslim dari arah Timur. Banyak pasukan Khilafah Umayyah yang dikirim ke sana, namun tak kunjung berhasil menaklukkannya. Disinilah, Musa bin Nushair kemudian mulai berpikir untuk memasuki semua wilayah Eropa, untuk menaklukkan Italia, Yugoslavia, Rumania, Bulgaria, kemudia wilayah Konstantinopel.
Menariknya, Musa bin Nushair saat itu usianya tak lagi muda. Usianya sudah 75 tahun, namun tak menyurutkan nyalinya. Sungguh luar biasa. Usia senjanya tak menyurutkan nyali apalagi langkahnya untuk melakukan misi besar, mewujudkan bisyarah Nabi SAW. Orang tua ini terus menaiki punggung kudanya, menyusuri jalan, kota demia kota, wilayah demi wilayah dia taklukkan. Dia kepung kota Sevilla, Spanyol, berbulan-bulan lamanya. Kota Maridah juga dia kepung berbulan-bulan. Barcelona dan Zaragosa, dan wilayah Timur Laut juga berhasil dia taklukkan.
Setelah itu, dia mengarahkan langkah kuda dan pasukkanya ke arah Barat Laut, bergerak menuju Shakhrah untuk ditaklukkan. Prancis, Italia dan beberapa wilayah lain pun tak luput dari incaranya, karena ambisi dan spirit bisyarah Nabi SAW yang membara di dalam dadanya. Harapannya, kelak akan sampai di Konstantinopel.
Pelajaran berharga bagi generasi berikutnya, bahwa usia tak boleh mengahalanginya dari mewujudkan misi agung, terlebih saat kekuasaan dan kekuatan ada dalam genggaman. Ini mengingatkan kita pada kisah Abu Ayyub al-Anshari yang juga usia saat itu tak lagi muda, 80 tahun. Saat ada misi pengiriman pasukan Konstantinopel, dia ingin menjadi bagian dari pasukanitu. Ketika dia dinasehati agar mengurungkan niatnya, jawabannya singkat.
Apa yang akan aku katakan kepada Allah, ketika Dia berfirman, “Berangkatlah berperang baik dalam keadaan ringan maupun berat”.[TQS ar-Taubah: 41].
Begitulah, semangat dan spirit perjuangan mereka. Usia dan kondisi fisik yang sudah menua tak menghalangi semangat dan spirit perjuangan mereka. Mereka tidak menjadikan usia dan kondisi fisik mereka sebagai alasan untuk meninggalkan kewajiban, karena mereka kelak akan ditanya oleh Allah.
Terlebih, saat Allah titahkan, agar berangkat berperang, baik dalam keadaang ringan maupun berat. Bagi orang yang berusia senja tentu saja berangkat berperang sangat berat, tetapi itulah tanggung jawa yang harus mereka pikul. Maka, mereka pun berangkat. Itulah pelajaran penting yang bisa kita petik dari sosok Musa bin Nushair, penakluk Andalusia, Spanyol. []har



Tulisan dikutip dari Tabloid Media Umat, Edisi 222 (29 Syawal-13 Dzulqaidah 1439 H/ 13-26 Juli 2018) hal 20


Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat, subscribe and share yah :D

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membaca Kode Warna Resistor

Cara Membaca Resistor dengan Kode Angka

Hukum Hewan Percobaan, Ust. Shiddiq Al Jawi